Gitar dan Usia Perak

ImageRasanya ingin cepat-cepat sampai di tanggal kembar. 22 Juni 2013 nanti. Dan harus tetap bersabar bagaimanapun keadaannya.

Yap! Aku ingin hadiah gitar pada usia perakku tersebut. Usia perak? Ya Rahman, tidak terasa sudah nyaris seperempat abad keberadaanku di bumi ini. Rasa-rasanya semua berjalan sangat cepat akhir-akhir ini.

Sekarang kembali ke topik gitar dan usia perak.

Oke, apa alasan yang membuatku jadi begitu ingin memiliki gitar di usia kedua puluh limaku nanti? Aneh-aneh saja. Sebenarnya, aku bisa saja kok membeli atau mendapatkannya jauh sebelum tanggal kembar itu. Tapi gitar di usia perak rasanya sangat kedengaran manis dan romantis.

Hmm, bukankah itu harapan yang ternilai duniawi? Iya. Sangat duniawi. Setelah dipikir-pikir dalam jangka waktu tiga bulan lalu, aku memutuskan untuk benar-benar mengambil kursus gitar pada tahun ini. Aku tidak bisa hanya diam menikmati seseorang atau memandang banyak orang lain di sana yang begitu hanyut bermain gitar, sementara aku di sini hanya bisa mengagumi kelebihan-kelebihan itu. Bagiku, hanya sekadar mengagumi itu terasa cukup menyiksa hati. Aku ingin bisa memetik senar-senar nada gitar. Aku bahkan tak hanya ingin bisa, aku mengharapkan mahir dalam memainkannya. Semoga harapan ini tidak terlalu ketinggian ya…

Aku sangat ingin membuatnya menjadi nyata!

Gaya tarik keinginan akan gitar ini makin berakumulasi dengan kuat. Di sini, di dalam hati ini seperti ada bisikan-bisikan halus yang terus mendorong dan kemudian bisikan-bisikan halus itu menjadi seperti hembusan angin keras yang berbentuk sayap. Dan tentu saja, mungkin sayap-sayap itu sudah tidak cukup untuk ditampung di dalam, mereka harus dikeluarkan. Diterbangkan dengan cara paling baik, dilepaskan di tempat paling tepat. Sesudah itu peerku tinggal satu, segera mendaftar ke tempat kursus yang selama tiga bulanan ini selalu direkomendasikan anak-anak, para siswaku. Rumah Musik Savira House.

Rumah Musik Savira House. Pertama-tama, aku harus mengatur alokasi jadwal yang tepat sebelum mendaftar. Mengingat, jadwal mengajarku yang padat di sekolah. Mengingat Sabtu pagi, aku mesti masih ke sekolah untuk mengajar bimbelnya Eri dan sorenya mesti mengisi liqa untuk para alumni sekolah ini. Jadi yang paling mungkin adalah Sabtu siang sekitar pukul satu sampai pukul tiga sore atau hari Minggu. Kedua, aku mesti menyiapkan budget dua ratus ribu perak setiap bulan untuk kebutuhan administrasinya. Dan ini tentu saja wajib dianggarkan! Ketiga, aku kudu mengatur jalan tempuh kepergianku. Melalui jalan mana, dengan kendaraan apa, dan seberapa ongkos yang mesti dikeluarkan setiap pulang perginya kegiatan les musikku. Karena aku pasti harus menempuhnya dengan berganti dua kali angkot dalam masa-masa pemberangkatan ke tempat les. Keempat, semoga mendapatkan guru les yang pas, baik, menyenangkan, dan aku selalu dimudahkan menerima apa pun kebaikan dari jurus-jurus memetik gitar yang diajarkannya. Kelima, just having fun with my next newest activity in Savira Music House. Semoga aku benar-benar bisa mendapatkan art soul yang memang aku punyai ya…. Semoga aku bisa memberikan yang terbaik. Aamiin.

Leave a comment